Pengemis merupakan sosok yg akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Hampir di setiap hari kita temui sosok ini, baik di perempatan
jalan, warung, pertokoan, dan di tempat-tempat lainnya. Bahkan terkadang kita
sendiri dihampiri para pengemis dan dimintai uang oleh mereka.
Kenapa orang mau menjadi pengemis, kenapa sepertinya pengemis
tidak pernah habis-habis bahkan mungkin terus bertambah, kenapa mereka bisa
menjadi pengemis terus menerus selama bertahun-tahun dan tidak pernah berubah.
Itulah segelintir pertanyaan yang ada dibenak kami sebagai mahasiswa
Wajarnya karena sangat miskinlah seseorang terpaksa untuk
mengemis, tapi kenyataanya justru ada orang yang menjadikan mengemis sebagai
mata pencarian mereka. Dengan hanya bermodal muka memelas untuk mengundang iba
setiap orang yang mereka temui di jalanan. Selembar seribu atau dua ribuan
dengan ikhlas direlakan para dermawan untuk mereka.Lantas benarkah para
pengemis yang setiap hari lalu lalang itu hidup menderita?
Ternyata tidak semua. Menjadi pengemis memang sesuatu yang halal, tapi tidak sedikit pengemis yang berada di jalanan saat ini menjadikan mengemis sebagai mata pencarian mereka. Memang benar di luaran sana ada yang mengemis karena benar-benar berada dalam kondisi ekonomi bawah dan sulit memenuhi kebutuhan hidup mereka, tapi tidak dipungkiri ada pengemis yang mampu menghasilkan pendapatan ratusan ribu sehari dan jutaan rupiah sebulanya.
Ironis memang, saat kita berfikir kasihan kepada
mereka ,belas kasihan kita malah akan dibalas dengan semakin semangatnya mereka
untuk melakukan pekerjaan yang mereka tekuni itu. Tetapi jika kita tidak memberi
uang pada mereka, rasanya tidak tega melihat wajah mereka yang mengundang rasa
iba. Padahal kebanyakan mereka yang mengemis dan pengamen itu adalah orang
sehat, orang yang masih kuat untuk bekerja, dan tidak ada kekurangan satupun
dalam fisiknya. Hanya gaya berpakaiannya saja yang di buat memelas oleh mereka.
Mental pengemis nampaknya sudah menjadi cirri khas
bangsa kita ini. Umumnya, pengemis adalah mereka yang sudah tidak bisa bekerja
lagi atau atau mereka yang sudah tidak bisa produktif lagi karena berbagai
kendala fisik atau karena memang mereka sudah tua. Namun berbanding terbalik
dengan kenyataan yang terjadi di sekitar kita sekarng ini, banyak pengemis yang
hanya berpura-pura miskin padahal sebenarnya dia orang kaya yang malas untuk
bekerja
Mental merekalah yang harus dibenahi,
rasa malu yang sudah menipis, dan wujud ketiadaan pengabdian kepada Sang
Pencipta itulah yang menyebabkan mereka terus menerus melakukan kegiatan
mengemis tersebut. Kita mungkin juga turut andil dengan membiarkan mereka
seperti itu ketika memberikan receh kita dengan niat beramal. Beramal memang
tidak ada salahnya, namun bisa lebih bijak jika kita mengamalkan rezeki kita
untuk orang orang yang benar benar membutuhkan.
disusun oleh:
Ari Bismo Sukoco
Farel Senda Pratama
Naila Mar'atusolikhah
Petrus Jordy C