\

Kamis, 05 Januari 2017

Naskah Video ISD "Pengemis, Budaya atau Profesi?"

Pengemis merupakan sosok yg akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Hampir di setiap hari kita temui sosok ini, baik di perempatan jalan, warung, pertokoan, dan di tempat-tempat lainnya. Bahkan terkadang kita sendiri dihampiri para pengemis dan dimintai uang oleh mereka.

Kenapa orang mau menjadi pengemis, kenapa sepertinya pengemis tidak pernah habis-habis bahkan mungkin terus bertambah, kenapa mereka bisa menjadi pengemis terus menerus selama bertahun-tahun dan tidak pernah berubah. Itulah segelintir pertanyaan yang ada dibenak kami sebagai mahasiswa

Wajarnya karena sangat miskinlah seseorang terpaksa untuk mengemis, tapi kenyataanya justru ada orang yang menjadikan mengemis sebagai mata pencarian mereka. Dengan hanya bermodal muka memelas untuk mengundang iba setiap orang yang mereka temui di jalanan. Selembar seribu atau dua ribuan dengan ikhlas direlakan para dermawan untuk mereka.Lantas benarkah para pengemis yang setiap hari lalu lalang itu hidup menderita?

Ternyata tidak semua. Menjadi pengemis memang sesuatu yang halal, tapi tidak sedikit pengemis yang berada di jalanan saat ini menjadikan mengemis sebagai mata pencarian mereka. Memang benar di luaran sana ada yang mengemis karena benar-benar berada dalam kondisi ekonomi bawah dan sulit memenuhi kebutuhan hidup mereka, tapi tidak dipungkiri ada pengemis yang mampu menghasilkan pendapatan ratusan ribu sehari dan jutaan rupiah sebulanya.
Ironis memang, saat kita berfikir kasihan kepada mereka ,belas kasihan kita malah akan dibalas dengan semakin semangatnya mereka untuk melakukan pekerjaan yang mereka tekuni itu. Tetapi jika kita tidak memberi uang pada mereka, rasanya tidak tega melihat wajah mereka yang mengundang rasa iba. Padahal kebanyakan mereka yang mengemis dan pengamen itu adalah orang sehat, orang yang masih kuat untuk bekerja, dan tidak ada kekurangan satupun dalam fisiknya. Hanya gaya berpakaiannya saja yang di buat memelas oleh mereka.

Mental pengemis nampaknya sudah menjadi cirri khas bangsa kita ini. Umumnya, pengemis adalah mereka yang sudah tidak bisa bekerja lagi atau atau mereka yang sudah tidak bisa produktif lagi karena berbagai kendala fisik atau karena memang mereka sudah tua. Namun berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi di sekitar kita sekarng ini, banyak pengemis yang hanya berpura-pura miskin padahal sebenarnya dia orang kaya yang malas untuk bekerja

Mental merekalah yang harus dibenahi, rasa malu yang sudah menipis, dan wujud ketiadaan pengabdian kepada Sang Pencipta itulah yang menyebabkan mereka terus menerus melakukan kegiatan mengemis tersebut. Kita mungkin juga turut andil dengan membiarkan mereka seperti itu ketika memberikan receh kita dengan niat beramal. Beramal memang tidak ada salahnya, namun bisa lebih bijak jika kita mengamalkan rezeki kita untuk orang orang yang benar benar membutuhkan.

Seperti gagasan pemrov Depok Jawa Barat yang melarang dan memberi denda bagi warga yang memberikan uang kepada pengemis di jalan jalan protokol kota depok. Hal ini dimaksudkan merevolusi mental kita untuk mengikikis budaya mengemis dan kembali meningkatkan budaya malu, dan etos kerja.

disusun oleh:
Ari Bismo Sukoco
Farel Senda Pratama
Naila Mar'atusolikhah
Petrus Jordy C

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Twitter

Diberdayakan oleh Blogger.

Gunadarma University

UG StudentSite

About me

Foto saya
South Jakarta, Jakarta, Indonesia
98's// ordinary girl♀ music-addict♬, Information System's Student

Instagram

Copyright © Naila's | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com