Pengertian
Pelapisan Sosial
Masyarakat terbentuk dari individu-individu.
Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan
membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok
sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan
masyarakat atau masyarakat yang berstrata. Jika dilihat dari kenyataan, maka
Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:
1.
Manusia
dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
2.
Individu
mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar
masyarakatnya.
Kata stratification berasal dari kata stratum,
jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan
sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat
atau hirarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan
kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan
Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
tersusun secara bertingkat (hierarchis)”. Sedangkan menurut Theodorson dkk,
didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang
status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial
(dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh,
dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu
kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini
menyempit ke atas.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat
universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu
ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam
masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial
terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan,
ilmu pengetahuan, atau kekuasaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam
kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan
di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun
kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu
disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi,
nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.
I.
Unsur-Unsur
Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri
atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role).
A.
Kedudukan
(Status)
Status
atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang
menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus
merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata
lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.
Ada
beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang
menyebutkan ada lima criteria yang digunakan untuk menentukan status atau
kedudukan seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi,
pemilikan, dan otoritas.
Sementara
itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal
tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.
1. Ascribed
Status
Ascribed status merupakan status yang
diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial ini biasanya diperoleh
karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir
dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan sendirinya ia sudah memiliki
status sebagai bangsawan.
2. Achieved
Status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang memerlukan usaha-usaha tertentu.
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang memerlukan usaha-usaha tertentu.
3. Assigned
Status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.
B.
Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status.
Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan sebagai perilaku yang
diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status
yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada
peranan tanpa status, dan tidak ada status tanpa peranan.
Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat
merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Ada tiga
hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut.
1) Peranan
meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang
dalam masyarakat.
2) Peranan
merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai organisasi
3) Peranan merupakan perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Setiap manusia memiliki status atau kedudukan dan
peranan sosial tertentu sesuai dengan struktur sosial dan pola-pola pergaulan
hidup di masyarakat. Dalam setiap struktur, ia memiliki kedudukan dan
menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukannya tersebut. Kedudukan dan
peranan mencakup tiap-tiap unsur dan struktur sosial. Jadi, kedudukan
menentukan peran, dan peran menentukan perbuatan (perilaku). Dengan kata lain,
kedudukan dan peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat, serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Semakin banyak
kedudukan dan peranan seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang
lain. Interaksi seseorang berada dalam struktur hierarki, sedangkan peranannya
berada dalam setiap unsur-unsur social tadi. Jadi hubungan antara status dan
peranan adalah bahwastatus atau kedudukan merupakan posisi seseorang dalam
struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari status.
II. Terjadinya
pelapisan sosial
1.
Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan
atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan
secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja
inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi
menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Beberapa
ukuran yang digunakan untuk menempatkan seseorang dalam stratatertentu pada
stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Kepandaian
seseorang atau kepemilikan ilmu pengetahuan.
b. Tingkat
umur atau aspek senioritas.
c. Sifat
keaslian.
d. Harta atau
kekayaan.
e. Keturunan.
f.
Adanya pertentangan dalam masyarakat.
Contoh stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya
adalah pada masyarakat kerajaan, di mana orang yang masih keturunan raja akan
menempati lapisan yang tertinggi.
2.
Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan
cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1.
Sistem
Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya
berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2.
Sistem
Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke
atas ( Vertikal ).
Dalam stratifikasi sosial yang sengaja
disusun terdapat berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan kedudukan
seseorang dalam strata tertentu, antara lain sebagai berikut.
a) Upacara peresmian atau pengangkatan.
b) Pemberian lambang atau tanda-tanda kehormatan.
c) Pemberian nama-nama jabatan atau pangkat.
d) Sistem upah
atau gaji berdasarkan golongan atau pangkat.
e) Wewenang dan
kekuasaan yang disertai pembatasanpembatasan dalam pelaksanaannya.
I.
Perbedaan
sistem pelapisan menurut sifatnya
Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam
masyarakat dibedakan menjadi:
1.
Sistem
pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini,
pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah
tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang
tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah
karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal
sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
a.
Kasta
Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta
b.
Kasta
Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang
sebagai lapisan kedua;
c.
Kasta
Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
d.
Kasta
sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
e.
Paria :
golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
2.
System
pelapisan masyarakat yang terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
·
Seorang
miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
·
Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan
dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
3.
System
pelapisan social campuran
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
II.
Beberapa
teori tentang pelapisan sosial
Bentuk konkrit daripada pelapisan
masyarakat ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti:
·
Masyarakat
terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
·
Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas
Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
·
Sementara
itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah
(Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah
(Lower Class).
Para pendapat sarjana memiliki
tekanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang pelapisan
masyarakat. seperti:
a)
Aristoteles
membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya,
menengah, dan melarat.
b)
Prof.Dr.Selo
Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama didalam
masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang
dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
c)
Vilfredo
Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu
golongan elite dan golongan non elite.
d)
Gaotano
Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari
masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling
maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah
dan kelas yang diperintah.
e)
Karl Marx,
menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan
istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat
yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang
tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses
produksi.
Dari apa yang diuraikan diatas,
akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk
menggolongkan anggota masyarakatke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai
berikut :
a)
Ukuran kekayaan
Ukuran kekayaan
dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa yang mempunyai kekayaan paling
banyak, temasuk lapisan sosial paling atas.
b)
Ukuran
kekuasaan
Barangsiapa yang
mempunyai kekuasaan atau wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas
c)
Ukuran
kehormatan
ukuran kehormatan terlepas dari ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, menduduki
lapisan sosial teratas.
d)
Ukuran
ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menjadi
negatif, karena ternyata bukan ilmu yang menjadi ukuran tetapi gelar
kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala mecam usaha untuk
mendapatkan gelar tersebut walaupun secara tidak halal.
Secara luas, kriteria umum penentuan
seseorang dalam stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.
a. Kekayaan dalam berbagai bentuk yang diketahui oleh
masyarakat diukur dalam kuantitas atau dinyatakan secara kualitatif.
b. Daya guna fungsional perorangan dalam hal pekerjaan.
c. Keturunan yang
menunjukkan reputasi keluarga, lamanya tinggal atau berdiam di suatu tempat,
latar belakang rasial atau etnis, dan kebangsaan.
d. Agama yang
menunjukkan tingkat kesalehan seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya.
e. Ciri-ciri biologis, termasuk umur dan jenis kelamin.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah
bersifat limitatif (terbatas),tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat
dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar
timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial
pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota
masyarakat yang bersangkutan.
Fungsi Pelapisan
Sosial
Dalam hidup bermasyarakat, secara tidak
langsung setiap anggota masyarakat digolongkan ke dalam beberapa lapisan
berdasarkan kriteria tertentu, seperti harta, kepemilikan tanah, pendidikan,
dan lain-lain. Apakah fungsi dilakukannya penggolongan atau stratifikasi
tersebut?
Dalam kenyataannya, stratifikasi sosial
mempunyai fungsi sebagai berikut.
1. Stratifikasi
sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama. Hal
ini dilaksanakan dengan mendistribusikan prestise maupun privelese (hak yang
dimiliki seseorang karena kedudukannya dalam sebuah strata). Setiap strata
ditandai dengan pangkat atau simbol-simbol yang nyata yang menunjukkan
rangking, peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam kehidupan. Semuanya
diorganisir untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Penghargaan masyarakat
terhadap orang-orang yang menduduki dan melaksanakan tugasnya dapat dipandang
sebagai insentif yang dapat menarik mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan
baik.
2. Stratifikasi
sosial menyusun, mengatur, serta mengawasi saling hubungan di antara anggota
masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan dan
diperhatikan dalam setiap hubungan di antara strata yang ada di dalam
masyarakat. Stratifikasi sosial cenderung mengatur partisipasi individu dalam
kehidupan secara menyeluruh dalam suatu masyarakat. Ia memberi kesempatan untuk
memenuhi dan mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia juga dapat
membatasi ruang gerak masyarakat. Tetapi terlepas dari tinggi rendahnya strata
yang dimiliki seseorang, stratifikasi berfungsi untuk mengatur partisipasinya
di tempat-tempat tertentu dari kehidupan social bersama.
3. Stratifikasi
sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan serta
mengharmonisasikan unitunit yang ada dalam struktur sosial itu. Dengan demikian,
ia berperan dalam memengaruhi fungsi dari berbagai unit dalam strata sosial
yang ada.
4. Stratifikasi sosial mengategorikan manusia
dalam stratum yang berbeda, sehingga dapat menyederhanakan dunia manusia dalam
konteks saling berhubungan di antara mereka. Dalam kelompok primer, fungsi ini
kurang begitu penting karena para anggota saling mengenal secara dekat. Namun
demikian, ia menjadi sangat penting bagi kelompok sekunder. Hal ini disebabkan
para anggota tidak saling mengenal, sehingga sulit untuk menetapkan aturan
tingkah laku mana yang akan digunakan dalam berhubungan dengan orang lain.
Dengan adanya stratifikasi, kesulitan ini relatif dapat dia
Dampak
dari pelapisan sosial
Adanya pelapisan sosial dapat pula
mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat dalam
interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai
konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan
sendirinya.
A.
Dampak
positif
Pelapisan sosial merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pelapisan sosial memberikan dampak positif jika dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, dengan adanya pelapisan sosial mayarakat dalam satu organisasi dituntut untuk dapat menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak mereka. Dengan system pelapisan sosial ini, maka akan terjalin kerja sama yang bersifat mutualisme.
Pelapisan sosial merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pelapisan sosial memberikan dampak positif jika dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, dengan adanya pelapisan sosial mayarakat dalam satu organisasi dituntut untuk dapat menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak mereka. Dengan system pelapisan sosial ini, maka akan terjalin kerja sama yang bersifat mutualisme.
B.
Dampak
negative
Pelapisan sosial bagi sebagian kalangan merupakan dampak negative. Terjadinya kesenjangan sosial antar kalangan dalam masyarakat merupakan bukti kongkrit bahwa pelapisan sosial memberikan dampak buruk. Ideology seperti inilah yang membuat terjadinya banyak keributan dan permasalahan yang berasal dari sikap kesenjangan sosial. Kalangan kelas atas yang memandang rendah kalangan bawah semakin memperparah situasi, masyarakat bawah yang tidak menerima dirinya berada di bawah merasa cemburu kepada orang lain yang berada di atas. Akibatnya, terjadilah tindakan-tindakan kriminal. Sikap saling tidak menghargai orang lain seperti itu dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Pelapisan sosial bagi sebagian kalangan merupakan dampak negative. Terjadinya kesenjangan sosial antar kalangan dalam masyarakat merupakan bukti kongkrit bahwa pelapisan sosial memberikan dampak buruk. Ideology seperti inilah yang membuat terjadinya banyak keributan dan permasalahan yang berasal dari sikap kesenjangan sosial. Kalangan kelas atas yang memandang rendah kalangan bawah semakin memperparah situasi, masyarakat bawah yang tidak menerima dirinya berada di bawah merasa cemburu kepada orang lain yang berada di atas. Akibatnya, terjadilah tindakan-tindakan kriminal. Sikap saling tidak menghargai orang lain seperti itu dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Dari poin-poin diatas dapat kita
simpulkan bahwa pelapisan sosial memang tidak dapat terlepas dalam kehidupan
bermasyarakat. Tapi bukan berarti pelapisan sosial malah merenggangkan dan
mejadikan kesenjangan sosial dimasyarakat. Saling menghargai dan menghormati
kewajiban dan hak orang lain adalah solusi untuk masalah pelapisan sosial ini,
maka semua ospek ikut serta dalam solusi untuk pelapisan sosial di masyarakat
ini. Demikian review materi dan tugas mata kuliah ilmu sosial dasar mengenai
pelapisan sosial. Semoga bermanfaat.
Refrensi:
http://ninayusmianaa.blogspot.co.id/2015/12/sistem-pelapisan-sosial-dalam-suatu.html
(diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
(diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
http://www.ssbelajar.net/2012/03/stratifikasi-sosial.html
(diakses pada tanggal 12 Desember 2016)
0 comments:
Posting Komentar